Menu

Mode Gelap
Wisuda Sekolah Lansia 2025, Pemkab Kampar Dorong Lansia Tetap Aktif dan Produktif Wujudkan Kesejahteraan Lapas Bangkinang, Pemkab Kampar Hadiri Penandatanganan Kerjasama Pemda Kampar Lakukan Rapat Persiapan Tarkam Kemenpora Bupati dan Wabup Kampar Hadiri Rapat Paripurna Penandatanganan Nota Kesepakatan Rancangan KUA PPAS APBD 2026 Wabup Kampar Pimpin Rapat Persiapan Peringatan Hari Pahlawan 2025 Bupati Kampar Pimpin Entry Meeting Bersama BPK RI

Kampar

Antisipasi PMK Hewan, Disbunnak Keswan Kampar Lakukan Berbagai Upaya

badge-check


					Antisipasi PMK Hewan, Disbunnak Keswan Kampar Lakukan Berbagai Upaya Perbesar

BANGKINANGKOTA – Dinas Perkebunan, Peternakan, dan Kesehatan Hewan Kabupaten Kampar bidang kesehatan hewan terus berupaya mengantisipasi Penyakit mulut dan kuku (PMK) di wilayah Kabupaten Kampar.

PMK merupakan penyakit hewan yang serius dan sangat menular. Penyakit yang disebabkan oleh virus ini menyerang semua hewan berkuku belah, termasuk sapi, kerbau, domba, kambing, dan lainnya.

Penyakit ini bisa sangat melemahkan hewan yang akhirnya akan mengakibatkan hilangnya produksi daging dan susu. Pada hewan muda, PMK bisa berakibat fatal. Itulah mengapa PMK menjadi salah satu penyakit Hewan yang paling ditakuti pemilik ternak.

Kadisbunnak keswan Kampar, Marahalim, S.Pt melalui Plt. Kabid keswan Azto S.Pt kepada media menyampaikan bahwa PMK ini sering terjadi pada musim hujan.

“PMK disebabkan oleh virus bernama Aphthovirus yang sangat menular. Virus tersebut bisa menyebar melalui cairan dari lepuh dan oleh air liur hewan yang terinfeksi. Di Kampar sering muncul PMK ini ketika pada musim hujan. Makanya kami berikan vaksinasi melalui petugas kepada peternak,” ujarnya, senin (22/9/2025).

Lebih lanjut, Azto menjelaskan hewan bisa terinfeksi bila melakukan kontak dengan hewan yang terinfeksi, bagian hewan yang terkontaminasi atau benda yang terkontaminasi seperti peralatan peternakan.

“Virus PMK bisa bertahan dalam pakan, air dan di permukaan hingga satu bulan, tergantung pada suhu dan kondisi tanah,” katanya.

Virus tersebut juga bisa bertahan dalam jaringan hidup dan dalam napas, air liur, urin, dan ekskresi lain dari hewan yang terinfeksi.

“Dalam kondisi tertentu, angin juga bisa menyebarkan virus,” tutup Azto.